KESEHATAN :
Admin | Senin, 11/03/2024
TEMAWONEWS.COM - Puskesmas Skouw pada Senin (11/03/2025) melakukan Indoor Residual Spraying (IRS) atau Penyemprotan Dinding Rumah warga setelah sebelumnya menemukan 89 kasus Annual Paracite Incidence (API) - penderita malaria baru - di Kampung Skouw Mabo per Februari 2024.
Penyemprotan Dinding Rumah/IRS ini dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas Skouw, Hein Y. Olua, SKM dan rekan serta Kader Malaria Kampung Skouw Mabo. Penyemprotan dilakukan di setiap rumah warga Kampung Skouw Mabo tanpa terkecuali.
"Di wilayah kerja Puskesmas Skouw, Kampung Skouw Mabo memiliki API atau jumlah kasus malaria baru tertinggi sebanyak 89 kasus..!" tegas Olua.
Oleh sebab itu pihaknya bergerak cepat dengan melakukan IRS guna mencegah penyebaran malaria yang lebih luas di Kampung Skouw Mabo.
Dari bincang-bincang singkat dengan Kepala Puskesmas Skouw di sela-sela IRS di Kampung Skouw Mabo, Senin (11/03/2024), TemawoNews merangkum beberapa poin penting yang kiranya dapat diperhatikan dan diseriusi oleh semua pihak, sebagai berikut :
Menurut alumni Poltekes Jayapura ini, malaria adalah penjajah. Penjajah orang Skouw dan penjajah orang Papua. Penjajah dalam artian menjajah dari sisi kesehatan dan juga sisi ekonomi karena akibat malaria banyak biaya yang keluar untuk pengobatan
Selain itu, malaria juga berdampak negatif terhadap ibu hamil yang menyebabkan bumil tersebut memiliki Hb yang rendah yang mengakibatkan mual-mual dan muntah saat hamil lalu melahirkan anak dengan berat badan yang tidak normal (stunting)
Kepala Puskesmas Skouw ini mengatakan bahwa pendekatan atau strategi yang digunakan untuk memberantas malaria di Skouw dengan cara pengobatan itu adalah hal yang lumrah dan sudah lazim dilakukan di mana-mana. Hal ini sudah pernah diutarakannya kepada para peneliti dari LIPI dan Kemristek yang datang melakukan penelitian di Puskesmas Skouw beberapa tahun silam.
Jika yang menjadi fokus penanggulangan malaria adalah pengobatan, maka sudah pasti yang diuntungkan adalah pihak pengusaha pembuat atau produsen obat. Orang akan minum obat dari tahun ke tahun. Orang Papua menjadi konsumen minum obat.
Namun sebaliknya dengan pemberantasan vektor, nyamuknya mati maka tidak akan ada orang sakit malaria dan tidak akan minum obat.
Tahun 2020 karena kelangkaan obat dimana stok obat malaria tidak ada di seluruh Papua, masyarakat kembali mengonsumsi obat kina yang sebenarnya sudah tidak diperbolehkan oleh WHO untuk digunakan tetapi karena terpaksa, karena tidak ada bahannya di Indonesia, maka selama 1 tahun masyarakat Papua minum obat kina.
Karena pengaruh kelangkaan obat malaria di atas, masyarakat Papua kembali mengkonsumsi obat kina yang sudah dilarang maka kemungkinan besar hal itu mengakibatkan resistensi di kalangan masyarakat Skouw terhadap obat malaria
Para peneliti dari LIPI sudah datang melakukan penelitian terkait hal ini pada tahun 2022 di Puskesmas Skouw namun datanya belum dipublikasikan : berapa jumlah warga yang resisten obat malaria di wilayah kerja Puskesmas Skouw.
Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Puskesmas, Hein Y. Olua, SKM, sudah berupaya mempublikasikan persoalan ini melalui saluran sosial media yang dimiliki baik melaui Youtube, Blog, dan sosial media lainnya supaya ada orang yang datang meneliti dan melihat masyarakat dengan keadaannya.
Pemerintah dan pihak swasta diharapkan memberikan perhatian serius kepada pemberantasam vektor malaria yakni nyamuk. Karena menurut Olua yang menjadi masalah krusial sekarang adalah program pemberantasan vektor malaria ini tidak bisa berjalan dengan baik karena tidak ada sumber dana. Justru banyak sumber dana yang tersedia adalah untuk pengobatan tetapi tidak ada untuk pemberantasan vektor.
Kepala Puskesmas Skouw dan jajarannya dalam perang terhadap malaria yang sudah menjadi endemis di wilayah Skouw ini terbentur kepada masalah pendanaan. Dana yang ada sangat terbatas sedangkan kerja masih banyak. Oleh karena itu Olua menghimbau kepada para donatur di luar pemerintah yang peduli terhadap kesehatan masyarakat ini dapat membantu pihaknya dalam kerja mereka dalam memerangi malaria di wilayah Skouw.
Olua menegaskan bahwa bukan nyamuk yang mengendalikan manusia tapi sebaliknya manusia yang mengendalikan nyamuk. Dengan perhitungan yang tepat vektor nyamuk dapat dikendalikan di wilayah kerja Puskesmas Skouw
Olua lebih lanjut menuturkan bahwa penyemprotan ini dilakukan sebagai bagian dari program Puskesmas Skouw yaitu program pemberantasan vektor. Menurutnya banyak program yang sudah dilakukan untuk pemberantasan vektor namun vektor yang sangat berdampak terhadap kasus malaria adalah nyamuk.
Oleh sebab itu pihaknya melakukan penyemprotan dengan harapan tidak ada lagi nyamuk di rumah warga selama 6 bulan ke depan dan jumlah kasus malaria di Kampung Skouw Mabo bisa menurun dan masyarakat bisa sehat.
Editor: Klemens Membilong